Monthly Archives: Juni 2015

Bacillus Anthracis : Berkemanpuan Menular dengan Sifat Zootonik

Standar
anthrax

nah ini ilustrasi penyebaran anthrax 😦

      Sebelumnya kalian tentu sudah mengetahui bahwa disekitar kita disekitar kita sangat banyak bakteri. Mungkin bisa di ibartakan bahwa kita hidup di tengah-tengah lautan bakteri . si mahluk kecil itu tek terlihat oleh mata telanjang. Maka untuk melihatnya kita perlu yang namanya mikroskop. Dengan begitu kita akan melihat berapa banyaknya bakteri yang ada pada setiap benda dan tempat bahkan jutaan (sungguh menakjubkan bukan? ). Diantara bakteri-bakteri tersebut ada yang menguntungkan adapula yang merugikan. Nah, sini saya akan sedikit menjelaskan mengenai salah satu bakteri merugikan yaitu “Bacillus Anthracis”. Bakteri Bacillus Anthracis ini merupakan bakteri penyebab penyakit anthrax. Beberapa alasan yang mendasari penyakit anthrax menjadi penting dan strategis karena: kemampuan menular yang tersifat zoonotik. Penyakit anthrax mulai menyerang Indonesia sejak tahun 1884 pada hewan ternak Teluk betung. Penyakit ini terbawa bersama sapi perah import ke Indonesia, panyakit ini mulanya berasal dari India. Penyakit anthrax biasanya menyerang hewan ternak maupun manusia yang kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi (https://books.google.co.id/books?id=YeYAR)..

Hmmm kalian pasti ingin mengetahui apa ciri morfologi dari Bacillus Anthracis ? …

Pewarnan gram bakteri bacillus anthracis sumber : en.wikipedia.org

Pewarnan gram bakteri bacillus anthracis        sumber : en.wikipedia.org

       Bakteri ini berbentuk batang lurus, berukuran 1,6 μm, bakteri gram positif dan bakteri aerob, bersifat pathogen, tidak tahan terhadap suhu tinggi, mempunyai kemampuan membentuk spora, tidak mempunyai alat gerak (motil), berkapsul dan tahan asam,dinding sel bakteri merupakan polisakarida somatik yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan D-galaktosa (http://materi-biologi.net/bentuk-bentuk-bakteri#.VXLhO7Wb6T0). Lalu dimana tempat ditemukannya bakteri Bacillus Anthracis ? Penyakit ini dijumpai di seluruh dunia tetapi lebih sering ditemukan didaerah tropis. Oleh karena itu hati-hati ya teman-teman J kita yang berada di daerah tropis harus selalu mewaspadai penyakit anthrax ini. Antrhax merupakan penyakit zoonis yang menyerang sapi, domba, kuda, dan lain-lain bahkan dapat menyerang manusia (Subronto, 2003).

Ekologi dari si kecil yang berbahaya ini adalah …

Menurut salah satu kutian dri Lily Natalia yaitu pada hewan, yang menjadi tempat masuknya kuman adalah mulut dan saluran cerna. Adapun pada manusia, masuknya spora lewat kulit yang luka (antraks kulit), membran mukosa (antraks gastrointestinal), atau lewat inhalasi ke paru-paru (antraks pernafasan). Spora tumbuh pada jaringan tempat masuknya mengakibatkan edema melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian. Pada antraks inhalasi, spora Bacillus anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal (Lily. JITV 13(2): 140-149).

Bagaimana peran dari bakteri tersebut ?

seperti yang telah dijelaskan bahwa bakteri Bacillus Anthracis tersebut amat sangat berbahaya dan merugikan (nauzubillahiminzalik) . menurut bapak Subronto, Bacillus Anthracis bersifat Patogenesis, kebanyakan infeksi terjadi melalui selaput lendir dan selanjutnya kuman akan memasuki cairan limpa dan kemudian berakhir di dalam darah. Infeksi dapat terjadi melalui kulit dan alat pernafasan, tetapi kejadian yang paling sering adalah melalui saluran pencernaan. Spora termakan, kemudian mengalami germinasi dan menjadi bentuk vegetative dalam mukosa kerongkongan ataupun saluran pencernaan (Subroto, 2003).

Lalu bagaimana sih agar kita terhidar dari si dia “Bacillus Anthracis”?…

Kutipan dari jurnal Widyatama yang berjudul “Vaksinasi Anthrax di Indonesia”: Bangkai hewan yang diduga menderita Anhrax harus dibakar atau dikubur. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi serum Anthrax terhadap sapi yang sehat. Vaksinasi dengan vaksin spora (Max Sterne) dengan dosis 1 cc, dilakukan setiap selang 6 bulan sekali atau dapat juga dengan serum antianthrax dengan dosis 50-100 cc per ekor sapi. Adapun menurut sumber web makanan sehat cara penanggulangan penyakit inin yaitu pisahkan ternak yang sakit dengan yang sehat, pengobatan dengan serum dan atau kombinasi antibiotic (penicillium, Streptomycin, Oxitetracyclin, Chloraphenol) atau terapi (Sulametazine, Sulafanilamide, Sulafapyridin dan lain-lain), setelah penderita sembuh dapat divaksinasi, bagi ternak yang sudah mati harus di bakar, diberi desinfektan kemudian dikubur (sedangkan bangkai yang sudah terlanjur dikubur, tanah dibuka kembali , tanah diberi desinfektan dan kapur, serta bangkai di bakar, kemudian di kubur kembali), dan susu yang berasal dari hewan yang terjangkit harus di musnahkan, di buang dengan campuran larutan formalin. Nah, bagi kita yag tidak terkena peyakit anthrax, ada nih cara pencegahannya yaitu semua ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi, an kuda) harus divaksin secara teratur, jagalah kebersihan kandang dengan selalu membersihkan kotoran san desinfektasi, serta upaya penghapusan hama penyakit, beri makana cukup dan brgizi, daaaaan bagi ternak yang besar (kerbau dan sapi) jangan terlalu dipaksaksakan bekerja berat. Keletihan dan kurang makan akan menyebabkan mudahnya terjangkit wabah anthrax loh.

(http://www.makanansehat.web.id/2012/10/bagaimana.mencegah.penyakit.antraks.pada.hewan.manusia..html).

Hmmm ini nih peranan masyarakat lingkunganpada anthrax…

Peranan dalam lingkungan terutama dalam masyarakat adalah Peternak mengawasi kondisi kesehatan hewannya. Di daerah endemic, ternak perlu di vaksinasi secara rutin, masyarakat melaporkan kepada petugas dari Dinas Peternakan atau dinas yang memiliki fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) jika mengetahui ada hewan penderita antraks dan pemotongan hewan di luar RPH, terutama jika diketahui adanya penyembelihan hewan sakit atau demam tinggi, pembentukan kadar masyarakat untuk membina pengawasan penyembelihan hewan.

Okee teman-teman hanya sedikit yang bisa saya informasikan mengenai sikecil pembawa penyakit anthrax “Bacillus Anthraci” semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih atas kunjungan dan perhatiannya . wassalam 🙂

Referensi :

Kalamas AG. 2004. Anthrax. Anesthesiology Clinics of North America. 22 : 533-540.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia). Yogyakarta : Gadjah MadaUniversity Press.

http://www.makanansehat.web.id/2012/10/bagaimana.mencegah.penyakit.antraks.pada.hewan.manusia..html

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pada pukul 08:56 wib

Widyatama. Vaksinasi Anthrax di Indonesia. http://ejurnal.veteranbantara.ac.id/index.php/widyatama/article/view/34 .

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pukul 09.00 wib

Wijaya Jati. Biologi Interakif IPA (halaman 41). https://books.google.co.id/books?id=YeYAR_CL8aYC&pg=PA41&lpg=PA41&dq=biologi+bacillus+anthracis&source=bl&ots=a3bXwLhexS&sig=2gqnv-VJ-gpwd0vRWoMKNBdQrvM&hl=id&sa=X&ei=9NlyVfHWMI-9uASE1IOgDg&redir_esc=y#v=onepage&q=biologi%20bacillus%20anthracis&f=false .

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pukul 09:22 wib

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

Standar

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

“FISIOLOGI PADA KUDA”

Mata Kuliah Fisiologi hewan

Dosen Pengampu :

Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd

logo

Disusun oleh:

Nama   : Ratih Aulia

NIM    : 1113016100012

Kelas   : Biologi 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Fisiologi Hewan dengan judul “FISIOLOGI KUDA” dengan baik dan tepat waktu.

         Makalah ini disusun untuk menambah ilmu pengetahuan tentang fisoologi pada kuda bagi pembaca, serta untuk memenuhi tugas mata kuliahFisiologi hewan. Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih karena terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah diberikan oleh beberapa pihak.

       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembacanya.

Ciputat, 5 Mei 2015

                                                                                                Penulis

 

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….…… 1
A.    Larat Belakang …………………………………………………… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………….…….. 2
C.     Tujuan Pembuatan Makalah………………………………….…… 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 4
A.    Klasifikasi Kuda …………………………………………………… 4
B.     Klasifikasi Zoologis Dan Asal Muasal Kuda 5
C.     Morfologi Kuda …………………………………………………….. 6
D.    Anatomi Kuda ……………………………………………………… 7
E.     Sistem Gerak ……………………………………………………….. 7
F.      Sisrem Pencernaan …………………………………………………. 8
G.    Sistem Eksresi ……………………………………………………… 9
H.    Sistem Pernafasan ………………………………………………….. 10
I.       Sistem Sirkulasi …………………………………………………….. 11
J.       Sistem Endokrin ……………………………………………………. 13
K.    Sistem Koordinasi ……….………………………………………… 13
L.     Reproduksi …………………………………………………………. 15
M.   Perilaku dan Habitat…………………………………………………. 16
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….. 17
A.    Kesimpulan ………………………………………………………… 17
B.     Kritik dan Saran ……………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 19

ii