Tugas Praktek Komputer -> Uji Asumsi Klasik

Standar

“Pengaruh Umur Siswa dan JenisKelamin

Terhadap Nilai Siswa”

Variabel Terikat (Dependent Variabel):

  • Nilai Siswa

Variabel Bebas (Independent Variabel)

  • Umur
  • Jenis Kelamin

 1. Uji Normalitas

foto 1

Titik-titik pada grafik berada disekitar garis diagonal dan tidak menjauh dari garis. Sehingga, data penelitian ini LULUS uji normalitas.

 

2. Uji Multikolinearitas

  • Tujuannya untuk dianalisis melalui tabel koofisien.

foto 2.png

Variabel umur siswa:

  • Nilai tolerance : 0,689. Nilai tolerance > 0,1, dan
  • Nilai VIF = 1,451. Nilai VIF = < 10,

Maka variabel Umur Siswa LULUS uji Multikolinearitas.

Variabel Jenis Kelamin siswa:

  • Nilai tolerance : 0,698. Nilai tolerance > 0,1, dan
  • Nilai VIF = 1,451. Nilai VIF = < 10,

Maka variabel Jenis Kelamin Siswa LULUS uji Multikolinearitas

 

3. Uji Heteroskedastisitas

foto 3.png

Titik titik pada grafik tidak membentuk suatu pola tertentu yang teratur. Dan menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y.

Maka, data penelitian ini LULUS uji heteroskedastisitas

Tugas SPSS -> Data Tinggi Badan

Standar

DESCRIPTIVES VARIABLES=Tinggi

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX

Descriptives

[DataSet2]

Descriptive Statistics
  N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tinggi Badan 20 154.00 160.00 157.0000 1.80642
Valid N (listwise) 20        

MEANS TABLES=Tinggi BY Gender

/CELLS MEAN COUNT STDDEV MIN MAX.

 

Means

[DataSet2]

Case Processing Summary
  Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Tinggi Badan  * JenisKelamin 20 100.0% 0 0.0% 20 100.0%
Report
Tinggi Badan
JenisKelamin Mean N Std. Deviation Minimum Maximum
Laki-laki 158.3333 9 1.41421 156.00 160.00
Perempuan 155.9091 11 1.30035 154.00 158.00
Total 157.0000 20 1.80642 154.00 160.00

FREQUENCIES VARIABLES=Tinggi

/HISTOGRAM NORMAL

/ORDER=ANALYSIS. 

 

Frequencies

[DataSet2]

Statistics
Tinggi Badan
N Valid 20
Missing 0
Tinggi Badan
  Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 154.00 1 5.0 5.0 5.0
155.00 4 20.0 20.0 25.0
156.00 4 20.0 20.0 45.0
157.00 3 15.0 15.0 60.0
158.00 3 15.0 15.0 75.0
159.00 3 15.0 15.0 90.0
160.00 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0  

 

ratihyess.png

 

 

 

 

 

Bacillus Anthracis : Berkemanpuan Menular dengan Sifat Zootonik

Standar
anthrax

nah ini ilustrasi penyebaran anthrax 😦

      Sebelumnya kalian tentu sudah mengetahui bahwa disekitar kita disekitar kita sangat banyak bakteri. Mungkin bisa di ibartakan bahwa kita hidup di tengah-tengah lautan bakteri . si mahluk kecil itu tek terlihat oleh mata telanjang. Maka untuk melihatnya kita perlu yang namanya mikroskop. Dengan begitu kita akan melihat berapa banyaknya bakteri yang ada pada setiap benda dan tempat bahkan jutaan (sungguh menakjubkan bukan? ). Diantara bakteri-bakteri tersebut ada yang menguntungkan adapula yang merugikan. Nah, sini saya akan sedikit menjelaskan mengenai salah satu bakteri merugikan yaitu “Bacillus Anthracis”. Bakteri Bacillus Anthracis ini merupakan bakteri penyebab penyakit anthrax. Beberapa alasan yang mendasari penyakit anthrax menjadi penting dan strategis karena: kemampuan menular yang tersifat zoonotik. Penyakit anthrax mulai menyerang Indonesia sejak tahun 1884 pada hewan ternak Teluk betung. Penyakit ini terbawa bersama sapi perah import ke Indonesia, panyakit ini mulanya berasal dari India. Penyakit anthrax biasanya menyerang hewan ternak maupun manusia yang kontak dengan hewan yang sudah terinfeksi (https://books.google.co.id/books?id=YeYAR)..

Hmmm kalian pasti ingin mengetahui apa ciri morfologi dari Bacillus Anthracis ? …

Pewarnan gram bakteri bacillus anthracis sumber : en.wikipedia.org

Pewarnan gram bakteri bacillus anthracis        sumber : en.wikipedia.org

       Bakteri ini berbentuk batang lurus, berukuran 1,6 μm, bakteri gram positif dan bakteri aerob, bersifat pathogen, tidak tahan terhadap suhu tinggi, mempunyai kemampuan membentuk spora, tidak mempunyai alat gerak (motil), berkapsul dan tahan asam,dinding sel bakteri merupakan polisakarida somatik yang terdiri dari N-asetilglukosamin dan D-galaktosa (http://materi-biologi.net/bentuk-bentuk-bakteri#.VXLhO7Wb6T0). Lalu dimana tempat ditemukannya bakteri Bacillus Anthracis ? Penyakit ini dijumpai di seluruh dunia tetapi lebih sering ditemukan didaerah tropis. Oleh karena itu hati-hati ya teman-teman J kita yang berada di daerah tropis harus selalu mewaspadai penyakit anthrax ini. Antrhax merupakan penyakit zoonis yang menyerang sapi, domba, kuda, dan lain-lain bahkan dapat menyerang manusia (Subronto, 2003).

Ekologi dari si kecil yang berbahaya ini adalah …

Menurut salah satu kutian dri Lily Natalia yaitu pada hewan, yang menjadi tempat masuknya kuman adalah mulut dan saluran cerna. Adapun pada manusia, masuknya spora lewat kulit yang luka (antraks kulit), membran mukosa (antraks gastrointestinal), atau lewat inhalasi ke paru-paru (antraks pernafasan). Spora tumbuh pada jaringan tempat masuknya mengakibatkan edema melalui saluran getah bening ke dalam aliran darah, kemudian menuju ke jaringan, terjadilah sepsis yang dapat berakibat kematian. Pada antraks inhalasi, spora Bacillus anthracis dari debu wol, rambut atau kulit terhirup, terfagosit di paru-paru, kemudian menuju ke limfe mediastinum dimana terjadi germinasi, diikuti dengan produksi toksin dan menimbulkan mediastinum haemorrhagic dan sepsis yang berakibat fatal (Lily. JITV 13(2): 140-149).

Bagaimana peran dari bakteri tersebut ?

seperti yang telah dijelaskan bahwa bakteri Bacillus Anthracis tersebut amat sangat berbahaya dan merugikan (nauzubillahiminzalik) . menurut bapak Subronto, Bacillus Anthracis bersifat Patogenesis, kebanyakan infeksi terjadi melalui selaput lendir dan selanjutnya kuman akan memasuki cairan limpa dan kemudian berakhir di dalam darah. Infeksi dapat terjadi melalui kulit dan alat pernafasan, tetapi kejadian yang paling sering adalah melalui saluran pencernaan. Spora termakan, kemudian mengalami germinasi dan menjadi bentuk vegetative dalam mukosa kerongkongan ataupun saluran pencernaan (Subroto, 2003).

Lalu bagaimana sih agar kita terhidar dari si dia “Bacillus Anthracis”?…

Kutipan dari jurnal Widyatama yang berjudul “Vaksinasi Anthrax di Indonesia”: Bangkai hewan yang diduga menderita Anhrax harus dibakar atau dikubur. Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan vaksinasi serum Anthrax terhadap sapi yang sehat. Vaksinasi dengan vaksin spora (Max Sterne) dengan dosis 1 cc, dilakukan setiap selang 6 bulan sekali atau dapat juga dengan serum antianthrax dengan dosis 50-100 cc per ekor sapi. Adapun menurut sumber web makanan sehat cara penanggulangan penyakit inin yaitu pisahkan ternak yang sakit dengan yang sehat, pengobatan dengan serum dan atau kombinasi antibiotic (penicillium, Streptomycin, Oxitetracyclin, Chloraphenol) atau terapi (Sulametazine, Sulafanilamide, Sulafapyridin dan lain-lain), setelah penderita sembuh dapat divaksinasi, bagi ternak yang sudah mati harus di bakar, diberi desinfektan kemudian dikubur (sedangkan bangkai yang sudah terlanjur dikubur, tanah dibuka kembali , tanah diberi desinfektan dan kapur, serta bangkai di bakar, kemudian di kubur kembali), dan susu yang berasal dari hewan yang terjangkit harus di musnahkan, di buang dengan campuran larutan formalin. Nah, bagi kita yag tidak terkena peyakit anthrax, ada nih cara pencegahannya yaitu semua ternak (sapi, kerbau, kambing, domba, babi, an kuda) harus divaksin secara teratur, jagalah kebersihan kandang dengan selalu membersihkan kotoran san desinfektasi, serta upaya penghapusan hama penyakit, beri makana cukup dan brgizi, daaaaan bagi ternak yang besar (kerbau dan sapi) jangan terlalu dipaksaksakan bekerja berat. Keletihan dan kurang makan akan menyebabkan mudahnya terjangkit wabah anthrax loh.

(http://www.makanansehat.web.id/2012/10/bagaimana.mencegah.penyakit.antraks.pada.hewan.manusia..html).

Hmmm ini nih peranan masyarakat lingkunganpada anthrax…

Peranan dalam lingkungan terutama dalam masyarakat adalah Peternak mengawasi kondisi kesehatan hewannya. Di daerah endemic, ternak perlu di vaksinasi secara rutin, masyarakat melaporkan kepada petugas dari Dinas Peternakan atau dinas yang memiliki fungsi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) jika mengetahui ada hewan penderita antraks dan pemotongan hewan di luar RPH, terutama jika diketahui adanya penyembelihan hewan sakit atau demam tinggi, pembentukan kadar masyarakat untuk membina pengawasan penyembelihan hewan.

Okee teman-teman hanya sedikit yang bisa saya informasikan mengenai sikecil pembawa penyakit anthrax “Bacillus Anthraci” semoga bisa menambah pengetahuan dan bermanfaat untuk kita semua. Terimakasih atas kunjungan dan perhatiannya . wassalam 🙂

Referensi :

Kalamas AG. 2004. Anthrax. Anesthesiology Clinics of North America. 22 : 533-540.

Subronto. 2003. Ilmu Penyakit Ternak (Mamalia). Yogyakarta : Gadjah MadaUniversity Press.

http://www.makanansehat.web.id/2012/10/bagaimana.mencegah.penyakit.antraks.pada.hewan.manusia..html

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pada pukul 08:56 wib

Widyatama. Vaksinasi Anthrax di Indonesia. http://ejurnal.veteranbantara.ac.id/index.php/widyatama/article/view/34 .

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pukul 09.00 wib

Wijaya Jati. Biologi Interakif IPA (halaman 41). https://books.google.co.id/books?id=YeYAR_CL8aYC&pg=PA41&lpg=PA41&dq=biologi+bacillus+anthracis&source=bl&ots=a3bXwLhexS&sig=2gqnv-VJ-gpwd0vRWoMKNBdQrvM&hl=id&sa=X&ei=9NlyVfHWMI-9uASE1IOgDg&redir_esc=y#v=onepage&q=biologi%20bacillus%20anthracis&f=false .

Diakses pada tanggal 6 Juni 2015 pukul 09:22 wib

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

Standar

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

“FISIOLOGI PADA KUDA”

Mata Kuliah Fisiologi hewan

Dosen Pengampu :

Ibu Nengsih Juanengsih, M.Pd

logo

Disusun oleh:

Nama   : Ratih Aulia

NIM    : 1113016100012

Kelas   : Biologi 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

KATA PENGANTAR

          Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah Fisiologi Hewan dengan judul “FISIOLOGI KUDA” dengan baik dan tepat waktu.

         Makalah ini disusun untuk menambah ilmu pengetahuan tentang fisoologi pada kuda bagi pembaca, serta untuk memenuhi tugas mata kuliahFisiologi hewan. Dengan disusunnya makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami isi dari makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih karena terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bimbingan yang telah diberikan oleh beberapa pihak.

       Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan bagi para pembacanya.

Ciputat, 5 Mei 2015

                                                                                                Penulis

 

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. Ii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….…… 1
A.    Larat Belakang …………………………………………………… 1
B.     Rumusan Masalah ………………………………………….…….. 2
C.     Tujuan Pembuatan Makalah………………………………….…… 3
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………….. 4
A.    Klasifikasi Kuda …………………………………………………… 4
B.     Klasifikasi Zoologis Dan Asal Muasal Kuda 5
C.     Morfologi Kuda …………………………………………………….. 6
D.    Anatomi Kuda ……………………………………………………… 7
E.     Sistem Gerak ……………………………………………………….. 7
F.      Sisrem Pencernaan …………………………………………………. 8
G.    Sistem Eksresi ……………………………………………………… 9
H.    Sistem Pernafasan ………………………………………………….. 10
I.       Sistem Sirkulasi …………………………………………………….. 11
J.       Sistem Endokrin ……………………………………………………. 13
K.    Sistem Koordinasi ……….………………………………………… 13
L.     Reproduksi …………………………………………………………. 15
M.   Perilaku dan Habitat…………………………………………………. 16
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….. 17
A.    Kesimpulan ………………………………………………………… 17
B.     Kritik dan Saran ……………………………………………………. 18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 19

ii

MIKROBA PADA KERINGAT BERKERINGAT MEMBUAT ANDA BAU BADAN ??? OHHH NO 

Standar

MIKROBA PADA KERINGAT BERKERINGAT MEMBUAT ANDA BAU BADAN ?????

keringat ???

keringat ???

Kamu mengalami bau badan (BB)karena keringat? cukup dengan air dan sabun saja cukup menahan pertumbuhan bakteri? yakin?? Mau tahu penyebabnya ? yuuk mari simak artikel berikut 

Ingin tampil lebih menarik merupakan hal yag lazim bagi setiap orang, baik wanita maupun pria. Tak heran jika berbagai produk kosmetik berkembang dengan pesat baik jenis dan kegunaannya. Bau badan yang bersumber dari kulit akan merusak penampilan seseorang dan menimbulkan rasa kurang percaya diri 🙂 . Dalam artikel ini penulis akan sedikit membahas mengenai mikroba dan keringat yang menyebabkan bau badan . check it out 🙂

peta

Keringat merupakan hasil eksreksi yang dikeluarkan melalui kelenjar kulit Seringkali kita mempunyai masalah dengan keringat yaitu adanya Bau Badan (BB). Nah biasanya BB itu mengurangi rasa kepercayaan diri kita L. Bau badan bisa disebabkan berbagai,macam factor salah satunya adalah bakteri anaerob. Pada hasil riset setiap hari orang akan mengeluarkan air sebanyak 650-750 cc melalui transpirasi kulit. Kelenjar keringat dan Fungsinya :

  1. Kelenjar Ekrin
  • Kelenjar tubular-saluran sekresi langsung ke permukaan kulit, kecil2, dangkal di dermis.
  • Terdapat hampir diseluruh permukaan kulit trtm telapak tangan, kaki dan kepala
  • Berfungsi mengatur suhu tubuh
  1. Kelenjar Apokrin
    • Terdapat pada ketiak, putting susu dan saluran telinga luar
    • Sekresi dipengaruhi oleh rangsangan emosional seperti marah, takut, stress dan rangsangan seksual, dan dipengaruhi oleh sarap adrenergic fungsinya belum diketahui secara jelas pada manusia

Ternyataaaa Selain itu ada pula komposisi dari keringat

  1. Sekresi ekrin terdiri dari : 98-99% air, sisanya campuran senyawa anorganik terutama NaCl, K, Ca, Mg, Cu, Mn (sehingga keringat rasanya asin) karena ada NaCl. Senyawa organic (terdiri dari asam laktat, formiat, asetat, propionate, butirat, urea, as urat), Kandungan Nitrogen 0,023- 0,060% dengan pH 4 – 7
  2. Sekresi Apokrin terdiri dari : Asam laktat, asam urat, KH, dan potein. pH 6,2 – 7,5 karena mengandung amonia relative tinggi. (fiitriaanggraeni.wordpress.com)

Bagaimana bakteri menyebabkan keringat berbau tidak sedap??

Hemmm … bakteri ?? oke disini penulis mengambil beberapa artikel terkait bakteri penyebab keringat berbau. Penelitian tentang bakteri kulit pernah dikembangkan oleh Julia Segre dari the National Human Genome Research Institute in Bethesda, Maryland. Sampel jenis bakteri yang dominan terdapat pada kulit manusia kebanyakan berasal dari satu genus yaitu Staphylococcus. Julia mengatakan bahwa terdapat 18 phylabacteri yang menetap di 22 jenis permukaan kulit. Bakteri yang ada di ketiak manusia berasal dari phylum yang sejenis sehingga seringkali ditemukan aroma ketiak yang serupa pada banyak manusia.

Kulit manusia memiliki kelenjar yang berfungsi menurunkan temperatur tubuh pada kondisi panas atau usai beraktivitas. kelenjar apocrine yang terutama terdapat pada daerah perakaran rambut, kelenjar apocrine terkonsentrasi pada bagian-bagian tubuh seperti ketiak, lipatan paha, daerah kemaluan, sekitar puting susu, dan pada daerah kaki. Kelenjar yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine lebih kental dan berminyak karena mengandung lemak dan protein (id.wikipedia.org/wiki)

Sebenarnya, keringat yang keluar melalui bagian-bagian tubuh tersebut tidaklah berbau, asalkan tidak dijahili oleh bakteri. Namun sayangnya, bakteri sangat menyukai material organik yang keluar bersamaan dengan keringat dari bagian-bagian tubuh tersebut. Bau badan muncul ketika terjadi kontak antara beberapa jenis bakteri di permukaan kulit dengan keringat yang keluar dari bagian tubuh. Bakteri tesebut kemudian menguraikan lemak dan protein dalam keringat yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine dan menghasilkan senyawa asam, senyawa asam inilah yang menyebabkan bau tidak sedap pada tubuh kita yang dalam kehidupan sehari-hari kita kenal dengan bau badan (BB). Sedikitnya terdapat 4 (empat) macam bakteri yang menyebabkan bau badan, keempat bakteri tersebut adalah coccus aerob, micrococus, proprioni bacteri dan dhyphteroid aerob. Bakteri-bakteri tersebutlah yang menguraikan ikatan lemak dan protein dalam keringat, dan menghasilkan senyawa asam hexanoid yang berbau.

Air yang keluar ini akan menguap dan meninggalkan sisa – sisa lemak dikulit sehingga mudah sekali bakteri berkembang biak dan mengeluarkan aroma yang tidak sedap. Keringat mengandung air, garam,dan zat sisa dari dalam tubuh. Mengapa bisa timbul bau yang tidak sedap? Hal tersebut bisa dikarenakan oleh aktivitas bakteri. Apaaaa benarkah ? pasti anda penasaran bakteri yang seperti apa? Ada contoh bakteri yang bisa memungkinkan ada pada keringat yang penyebab adanya bau badan, yaitu Staphylococcus epidermidis (bakteri yang memberikan bau seperti keju). Bakteri tersebut cukup berperan dalam merusak proteinseus yang dihasilkan oleh kelenjar apokrin. (id.wikipedia.org/wiki)

Dan ternyata ini nih bakteri penyebabnya hmmmm …. 😦

gambar : Staphylococcus epidermidis

gambar : Staphylococcus epidermidis

Kita lihat dulu ada sedikit penjelasan terkait bakterinya, ini nih ternyata bakteri ini memberikan kontribusi sekitar 65-90% dari semua staphylococcus yang ditemukan dari flora aerobik manusia . Orang yang sehat dapat memiiliki hingga 24 strain (jenis) dari spesies, beberapa di antaranya dapat bertahan di permukaan yang kering untuk waktu yang lama. Hospes bagi organisme ini adalah manusia dan hewan berdarah panas lainnya (http://www.academia.edu)

Karakteristik (ciri-ciri) memiliki beberapa karakteristik, antara lain (Jawetz, dkk., 2001) yaitu Bakteri gram positif, koagulase negatif, katalase positif., Aerob atau anaerob fakultatif, berbentuk bola atau kokus ,berkelompok tidak teratur. berdiameter 0,5- 1,5 µm, tidak membentuk spora dan tidak bergerak, koloni berwarna putih bakteri ini tumbuh cepat pada suhu 370C Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada manusia. Dan dijumpai di kulit, selaput lendir, bisul dan luka. Dapat menimbulkan penyakit melalui kemampuannya berkembang biak dan menyebar luas dalam jaringan (http://www.academia.edu)

Pencegahan terhadap Staphylococcus epidermdis ????? mau tahuuuu ??

Mengingat ancaman yang diberikan oleh bakteri Staphylococcus epidermidis, kita sebisa mungkin jauh dari bakteri ini . Adabeberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan, antara lain : Senantiasa menjaga daya tahan tubuh agar tidak menurun, menjaga kebersihan diri dan menjaga kebersihan berbagai peralatan yang dapat menjadi media penularan infeksi Staphylococcus epidermidis

Lalu bangaimana cara agar terhindar dari berkeringat banyak yang menyebabkan bau badan yang tidak sedap ??? ada beberapa solusi yang bisa dilakukan untuk menghidarinya lho …

Bau badan tidak hanya berbeda dalam perbedaan inidividu, juga berbeda pada beberapa daerah permukaan kulit pada inidvidu yang sama. Kelenjar apokrin mengandung sejumlah besar lipid yang dapat menghasilkan bau badan. Hasil penguraian bakteri inilah yang menyebabkan bau badan yang tidak sedap. Bakteri akan berperan pada pH sekrese apokrin yang netral atau agak alkali. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mencegah dan juga menghilangkan bau badan (forum.viva.co.id):

  • Mandi : sedikitnya sekali sehari bisa untuk menghilangkan bakteri dan keringat. Pastikan untuk memperhatikan ketiak dan daerah selangkangan, karena tempat ini cenderung menjadi pelabuhan bagi bakteri. Disarankan untuk menggunakan sabun deodorant (health.liputan6.com)
  • Hindari pakaian ketat : salah satu yang membuat bakteri berkembang adalah karena minimnya oksigen. Karena itu pakailah pakaian longgar sehingga tubuh mendapatkan oksigen((health.liputan6.com)
  • Memakai deodoran antiperspirant sehari-hari : pemakaian deodoran ini bisa mengurangi jumlah keringat. Deodorant dapat pula membunuh bakteri penyebab bau sedangkan antiprespirasnt merupakan bahan yang menghambat pengeluaran keringat. Komponen yang biasa digunakan pada antiperspirant adalah alumunium klorida (AC) namum bagi sebagian orang alumunium klorida tersebut dapat menimbulkan alergi pada sebagian kulit (forum.viva.co.id)

ocw.usu.ac.id/course/download/8170000114kosmetologi/pap330_slide_deodorandan_anti_perspiran.pdf +jurnal+tentang+keringat+dan+mikrobapada pukul 20:08 wib

http://health.liputan6.com/read/562879/6-cara-usir-bau-ketiak-ketika-keringat-berlebih pada pukul 20:21 wib

http://www.academia.edu/8359995/Makalah_Staphylococcus_epidermidis pada pukul 20:34 wib

http://forum.viva.co.id/kesehatan/330762-tips-dan-cara-menghilangkan-bau-badan-secara-alami.html pada pukul 23:01 wib

GLOSARIUM

Standar

GLOSARIUM

  1. Abiogenesis : Suatu istilah tentang asal-usul kehidupan dibumi yang menyatakan bahwa sesuatu yang menghasilkan zat hidup berasal dari bahan yang tidak hidup, atau sebagai generasi
  2. Aerob : kondisi terpenuhinya kebutuhan oksigen.
  3. Akinet : Sel berdinding tebal yang terdapat pada ganggang biru bersel tunggal.
  4. Alga : tumbuhan berklorofil yang ukurannya dari beberapa micron sampai bermeter-meter, dan hidupnya bergantung pada gerakan air di dalam air tawar atau air laut.
  5. Amfitrik : flagela pada bakteri yang terdapat di kedua ujung tubuhnya.
  6. Amitosis : Proses pembelahan sel secara langsung tanpa melalui fase pembelahan sel tertentu.
  7. Amoeba : Hewan golongan Protista.
  8. Amphibi : anggota kelas tetrapoda,termasuk salamnder,katak,sesilia
  9. Anaerob : kondisi tanpa adanya oksigen.
  10. Anafase : Tahap mitosis dan meiosis yang mengikuti metafase ketika separuh kromosom atau kromosom homolog memisah dan bergerak ke arah kutub gelendong.
  11. Anatomi : Ilmu yang mempelajari struktur sel dan jaringan dalam tubuh makhluk hidup.
  12. Anorganik : mengenai atau terdiri atas benda-benda selain manusia,tumbuh-tumbuhan dan hewan
  13. Anteridium : Alat reproduksi jantan pada jamur Ascomycotyna.
  14. Anteridium : Alat reproduksi jantan pada jamur Ascomycotyna.
  15. Antibiotik : zat kimia dengan bahan kadar rendah yang sudah mempunyai kemamapuan untuk menghambat kehidupan atau menghancurkan bakteri atau mikroorganisme.
  16. Apogami : Perkembangan embrio atau sporofit langsung dari gametofit.
  17. Archabacteria : kelompok bakteri yang hidup pada wilayah ekstrim.
  18. Archaebakteria : Kelompok bakteri pengahsil gas metan dari sumber karbon yang sederhana.
  19. Arkegonium :Alat reproduksi betina pada Jamur Ascomycotina.
  20. Autotrof : organisme yang membentuk makanannya dari bahan-bahan organik, seperti menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi.
  21. Avertebrata : Golongan hewan yang tak bertulang belakang.
  22. Aves : bangsa burung
  23. Badan golgi : organel dalam sel eukariotik yang tersusun atas tumpukan kantong bermembran pipih yang bermodifikasi,menyimpan dan mengarah produk-produk retikulum endoplasma dan menyintesis beberapa produk terutama karbohidran non-selulosa
  24. Badan sel : bagian utama sel yang mengandung inti, seperti pada neuron, tidak termasuk tonjolan sel berupa dendrite atau neurit.
  25. Bakteri : Jasad-jasad renik bersel tunggal, termasuk golongan prokariotik.
  26. Bakteri aerob : bakteri yang memerlukan oksigen untuk memperoleh energi.
  27. Bakteri anaerob fakultatif: bakteri yang dapat hidup jika ada oksigen maupun tidak ada oksigen
  28. Bakteri anaerob obligat: bakteri yang hanya dapat hidup jika tidak ada oksigen
  29. Bakteri atrik : bakteri yang tidak berflagela
  30. Bakteri fotoautotrof adalah bakteri yang menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi untuk pengubahan bahan anorganik menjadi bahan organic
  31. Bakteri Fotoautotrof: Bakteri yang menggunakan cahaya matarahi untuk membuat makanannya.
  32. Bakteri heterotrof : bakteri yang memperoleh energi dari bahan organik yang berada di sekitarnya
  33. Bakteri Kemoautotrof : Bakteri yang mengunakan energi kimia untuk mensintesis makanannya.
  34. Bakteri Parasit : Bakteri yang memperoleh makanan dari sel inangnya.
  35. Bakteri Saprofit : bakteri yang memperoleh makanan dari sisa organisme.
  36. Bakteriofag : virus yang menginfeksi bakteri
  37. bakteriofag.
  38. Basidiokarp : Tubuh buah jamur Basidiomycetes yang mengandung basidium (basidiocarp).
  39. Basidium : Sel pengahasil spora yang merupakan ciri khas kelas Basidiomycetes, basidium mempunyai jumlah spora yang pasti (misalnya empat) yang disebut Basidiospora.
  40. Biogenesis : Teori yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
  41. Biologi : Ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup, hewan, tumbuhan, dan jasad renik, masing-masing dikenal sebagai zoology, botani, dan mikrobiologi.
  42. Biotik : mahkluk hidup yang menyangkut manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan  baik yang makro maupun mikro serta proses-prosesnya.
  43. Cendawan : Istilah umum bagi jenis-jenis Agaricales, yaitu jamur-jamur yang bertubuh lunak, berdaging, dan berbentuk payung terbuka. Beberapa jenis cendawan ada yang bias dimakan (jamur merang) dan ada yang beracun (mushroom, toadstool).
  44. Chlamydias : kelompok bakteri yang berukuran sangat kecil yang dapat hidup sebagai parasit.
  45. Ciliata : Protista bersel satu yang permukaan tubuhnya memiliki banyak rambut getar (silia)
  46. Denitrifikasi : proses pemecahan nitrat menjadi gas N2 kembali oleh bakteri thiobacillus denitrificans
  47. Dinding sel : Sebuah struktur yang khas ditemukan pada tanaman dan prokariota dan bukan hewan yang memainkan peran struktural dan protektif.
  48. Diploid : memiliki 2 set kromosom yang homolog (2n).
  49. Diplokokus : Sepasang kokus yang berdempetan.
  50. Eksospora : Spora aseksual yang terbentuk karena pemisahan bagian ujung sel induk; Proses pemisahan tersebut disebut abstriksi; Dijumpai pada Phycomycetes.
  51. Endospora : Lapisan tipis dinding spora yang terletak paling dalam dan umumnya terbentuk paling akhir dalam sporogenesis.
  52. Eubacteria : super kelas kelompok jenis bakteri kecuali archaebacteria.
  53. Eukariot : Organisme yang bermembran inti.
  54. Eukariotik : Sel organisme yang bahan intinya diselubungi oleh membran inti.
  55. Evolusi : Proses perubahan pada makhluk secara bertahap oleh pengaruh alami sehingga terbentuk organ/bentuk baru yang berbeda dari bentuk semula atau menghasilkan makhluk hidup jenis baru.
  56. Famili : dalam klasifikasi taksonomi diatas genus
  57. Fitoplangton : sekelompok dari biota tumbuh-tumbuhan autotrof, mempunyai klorofil dan pigmen lain didalam selnya dan mampu melakukan fotosintesis.
  58. Flagela : Alat perenang berbentuk pecut yang terdapat pada jasad renik dan spora kembara.
  59. Flagellata : Golongan hewan bersel satu yang bergerak dengan menggunakan bulu cambuk.
  60. Fotoautotrof : Sifat makhluk hidup yang menggunakan cahaya sebagai sumber energy dan CO2 sebagai sumber karbon untuk membentuk cadangan makanan.
  61. Fungi Imperfecti : Kelompok jamur yang mempunyai bentuk-bentuk berbeda-beda dan yang hidupnya belum diketahui tahap seksualnya; Umumnya dari jenis-jenis Ascomycetes dan kadang-kadang Basidiomycetes.
  62. Gametangium : Organ tubuh jamur yang didalamnya terbentuk gamet; bila gamet yang dibentuk, seluruh isi gametangium itu berfungsi sebagai gamet.
  63. Gastrodermis : Sel –sel yang melapisi gastrosol pada Coelenterata.
  64. Gemma cup : Struktur berupa mangkuk kecil yang mengandung kumpulan lumut kecil pada lumut hati, berfungsi untuk reproduksi aseksual.
  65. Generatif : Perkembangbiakan secara kawin.
  66. Genus: Kategori dalam klasifikasi makhluk hidup yang terdiri dari satu atau lebih spesies filogenetis terkait.
  67. Golgi Apparatus : Daerah pengolahan untuk penciptaan suatu glikoprotein.
  68. Gram negatif : bakteri yang memiliki 3 lapisan dinding sel
  69. Gram positif: bakteri yang hanya memiliki satu lapis dinding sel tebal dari bahan peptidoglikan
  70. Halofil : lingkungan berkadar garam tinggi
  71. Heterokista : Sel berdinding tebal pada beberapa jenis Cyanobacteria berbentuk filament dan berfungsi sebagai temapt pengikatan nitrogen.
  72. Heterotrof : Organisme yang memperoleh makanannya berupa senyawa organic dari organisme lain.
  73. Hifa : Sel memanjang berbentuk benang pada jamur.
  74. Hipoteka : Dinding sel bagian bawah (bagian kotak) pada diatom.
  75. Hormogonium : hasil pemutusan atau flagmentasi alga biru yang berbentuk filamen.
  76. Houstoria : Hifa pada jamur yang dapat menembus sel inang.
  77. Interfase : fase teristirahat bagi pembelahan sel, tahap ini paling aktif dan penting untuk mempersiapkan pembelahan.
  78. Inti Sel : “Otak” dari sebuah sel yang mengandung informasi genetik yang menentukan setiap proses alami dalam organisme.
  79. Kemoautotrof : organisme yang dapat memanfaatkan energi dari reaksi kimia untuk membuat makanan sendiri dari bahan organik.
  80. Kemoheterotrof : organisme yang memperoleh energi dari zat kimia organik dari organisme lain.
  81. Kista : Bentuk tidak aktif Ptrotozoa tertentu untuk mempertahankan diri dari kondisi yang tidak menguntungkan, seperti kekeringan.
  82. Klasifikasi : Pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan dan perbedaan diri.
  83. Kloroplas : Organel yang mengandung pigmen klorofil untuk fotosintesis
  84. Klorosom : struktur tubuh bakteri di bawah membran plasma yang biasa mengandung pigmen klorofil.
  85. Koloni : Suatu organisme hidup, baik uniseluler maupun multiseluler yang berada sebagai individu terpisah atau sebagian agregat (kumpul) bebas satu sama lain.
  86. Konjugasi : Perkembangbiakan makhluk hidup yang belum jelas alat kelaminnya.
  87. Lisosom : Membran kantung yang berisi enzim pencernaan.
  88. Lofotrik : flagela pada bakteri yang terdapat di salah satu ujung tubuhnya.
  89. Meiosis (meiosis) : Proses pembelahan nukleus diploid secara khusus, baik tempat, waktu, maupun caranya; terjadi dua kali secara berurutan yang masing-masing menyerupai pembelahan mitosis, tetapi penggandaan jumlah kromosom hanya terjadi sekali, sehingga dari satu nukleus diploid terjadi empat nukleus haploid; juga disebut pembelahan reduksi; lihat mitosis, diploid,
  90. Membran plasma : struktur semi-permeabel terutama terdiri dari fosfolipid (lemak) molekul dan protein. Mereka terstruktur dalam model mosaik cair, di mana lapisan ganda fosfolipid molekul memberikan penghalang disertai dengan protein.
  91. Membran sel : Juga dikenal sebagai membran plasma, lapisan luar sel membantu dalam pergerakan molekul dalam dan keluar sel memainkan kedua peran struktural dan pelindung.
  92. Merozoit (merozoite) : Hasil pembelahan suatu skizon pada hewan Sporozoa
  93. Metafase (metaphase) : Fase pembelahan sel pada saat kromosom terbelah dan tersusun di daerah ekuator.
  94. Mitokondria : Organel sel penting yang terlibat dalam proses respirasi.
  95. Mitosis : pembelahan salah satu induk yang menghasilkan dua sel anak tanpa mengalami perubahan jumlah kromosom.
  96. Monera : sebuah kelompok organisme yang inti selnyamasih belum memiliki membran inti disebut organisme Prokariotik.
  97. Monotrik : flagela pada bakteri yang terdapat hanya di salah satu ujung tubuhnya.
  98. Nitrifikasi : proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat yang terjadi di dalam tanah.
  99. Nukleus : Inti sel.
  100. Ordo (bangsa) : suatu tingkatan atau takson antara kelas dan familia.
  101. Pasteurisasi : pemanasan bahan makanan pada suhu 60–70°C selama 30 menit.
  102. Pembelahan biner : pembelahan secara langsung tanpa melalui tahapan pembelahan sel .
  103. Pembelahan Biner : Pembelahan yang terjadi secara langsung dari satu sel mambelah menjadi dua sel anakan.
  104. Peptidoglikan : Gabungan protein dan polisakarida yang menyusun dinding sel Eubacteria.
  105. Peritrik : flagela pada bakteri yang terdapat di seluruh permukaan tubuhnya.
  106. Probiotik : produk makanan atau minuman yang mengandung bakteri asam laktat dalam keadaan hidup.
  107. Protista : istilah informal untuk menyebut eukariota apapun yang bukan tumbuhan ,hewan,atau fungi.uniseluler ,walaupun ada yang membentuk koloni atau multiseluler
  108. Retikulum endoplasma : Organel penting sangat terlibat dalam sintesis protein.
  109. Rhizobia : bakteri yang hidup bersimbiosis pada akar-akar tanaman.
  110. Ribosom : Organel yang berfungsi mensintesis protein.
  111. Sel : Kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun makhluk hidup.
  112. Sel prokariotik : sel yang hanya memiliki membram plasma, sedangkan inti sel dan organel tidak di  batasi oleh membran sehingga materi inti tersebar dalam sitoplasma.
  113. Seleksi alam : Seleksi yang dilakukan alam terhadap organisme.
  114. Siklus hidup : urut-urutan tahap generasi dalam sejarah reproduksi suatu organisme.
  115. Sitoplasma : Sebuah cairan yang mengelilingi isi sel dan membentuk sebuah vakuola.
  116. Spesies : pengelompokan makhluk hidup berdasarkan keturunan yang berkaitan secara fisiologis.
  117. Spora : Inti sel yang berubah fungsi manjadi alat perkembangbiakan.
  118. Takson : Tingkatan dalam suatu system klasifikasi.
  119. Taksonomi : ilmu yang mempelajari pengelompokkan dan penamaan makhluk hidup
  120. Telofase : tahap akhir dari mitosis atau meiosis ketika pembagian sitoplasma dan penyusunan inti selesai
  121. Termoasidofil : lingkungan yang bersuhu tinggi dan tingkat keasamannya kuat.
  122. Termofilik : lingkungan bersuhu tinggi.
  123. Transduksi : perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui perantara
  124. Transformasi : proses perpindahan materi genetik berupa DNA ke dalam sel bakteri.
  125. Triploid : Individu yang mempunyai tiga perangkat kromosom haploid pada nukleusnya.
  126. Vaksinasi: usaha untuk memperoleh kekebalan tubuh terhadap penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
  127. Vertebrata : hewan bertulang belakang.
  128. Vesikula : Paket bahan yang akan digunakan dalam sel atau disekresi oleh sel.
  129. Yoghurt : produk fermentasi dari susu yang ditambahkan bakteri Lactobacillus bulgaricus
  130. Zigospora : Spora seksual pada Zygomycota dan juga digunakan sebagi istilah untuk spora yang dibentuk oleh zigot pada ganggang.
  131. Zoospora : Spora berflagel (spora kembara) yang dapat bergerak.